Minggu, 28 Desember 2008

Revolusi Nikaragua: potret keberhasilan gerakan sosial

Gerakan dan Revolusi dalam Literatur

Terdapat berbagai teori dan pandangan yang menjelaskan fenomena gerakan dan revolusi sosial. Keduanya merupakan fenomena yang bersifat kausalistik, maksudnya revolusi sosial merupakan prosesi yang lahir sebagai konsekuensi dari gerakan sosial.

Definisi Gerakan Sosial

Piort Sztompka (2005) mendefinisikan gerakan sosial sebagai tindakan kolektif yang diorganisasi secara longgar, tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat mereka[1]. Definisi-definisi lainnya yang lebih ringas terkait dengan gerakan sosial adalah sebagai berikut. Blumer (1951) dalam Sztompka (2005) mengartikan gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk membangun tatanan kehidupan yanga baru[2]. Lang dan Lang (1961) menjelaskan gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk mengubah tatanan sosial[3].

Zald dan Berger (1978) menjelaskan gerakan sosial sebagai wujud kesukaan untuk berubah dikalangan anggota masyarakat atau upaya kolektif khusus untuk menyatakan keluhan dan ketidakpuasan dan atau mendorong atau menghambat perubahan[4]. Sementara Tilly (1979) mendefinisikan gerakan sosial sebagai rentetan interaksi terus menerus antara pemegang kekuasaan nasional dan organisasi yang berhasil menyatakan diri berbicara mengatasnamakan perwakilan yang kurang formal; dalam interaksi itu organisasi ini mengajukan tuntutan perubahan distribusi atau pelaksanaan kekuasaan dan kembali menuntut bersama pengunjuk rasa pendukungnya[5].

Dari berbagai definisi diatas, penulis mencoba meramu dan menyimpulkan gerakan sosial sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh kelompok (kolektif), memiliki tujuan besar dan mendasar, memiliki narasi atau ideologi sebagai dasar dari tindakannya, bersifat reaksioner dan spontan, serta dilakukan dalam bentuk-bentuk yang nonkonvensional.

Terdapat beberapa tipologi gerakan sosial. Sztompka (2005)[6] mengkategorisasikan beberapa gerakan sosial, dimana salah satunya didasari oleh bidang perubahan yang diinginkan. Tipe gerakan sosial pertama adalah Gerakan Reformasi. Tujuan dari gerakan ini adalah hanya untuk mengubah aspek tertentu kehidupan masyarakat tanpa menyentuh inti struktur institusinya. Sztompka memberi contoh gerakan ini seperti gerakan perlindungan hak-hak binatang, gerakan menuntut pembatasan kecepatan mobil di Jerman, dan lain-lain. Tipe gerakan sosial kedua adalah Gerakan Radikal. Gerakan ini, menurut Sztompka, mengupayakan perubahan yang lebih mendalam yang menyentuh landasan organisasi sosial. Contoh dari gerakan ini adalah gerakan pemenuhan hak-hak sipil di AS dan gerakan Apertheid di Afrika. Kemudian bentuk gerakan ketiga adalah Gerakan Revolusioner. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan perubahan yang diinginkan meliputi seluruh aspek inti struktur sosial (politik, ekonomi, dan kultural).

Definisi Revolusi

James Davies (1962) dalam Robert dan Kloss (1974) menjelaskan bahwa masyarakat tidak akan memberontak (revolt) manakala secara umum mereka tidak merasakan kesulitan ekonomi[7]. Bahkan, keterlibatan masyaakat dalam revolusi seringkali diartikan sebagai upaya untuk bertahan hidup dari segala kesulitan ekonomi (survive). Jika mencermati pandangan Marx, revolusi akan terjadi manakala terjadi gap atau kesenjangan yang luas antara kaum proletar dan borjuis. Robert dan Kloss (1974) mengutip Crane Brinton (1952) terkait dengan anatomi revolusi. Ia menjelaskan bahwa revolusi akan terjadi dalam situasi sebagai berikut: (1) terdapat persoalan keuangan pemerintah, (2) upaya perubahan tidak berjalan efektif, (3) di motori oleh intelektual, (4) pemisahan dengan rulling class, (5) meningkatnya relasi antagonistik antara kelas sosial[8].

Revolusi merupakan upaya dimana masyarakat diharapkan mampu keluar dari segala persoalan hidup yang membebani mereka. Davies mengatakan bahwa revolusi merupakan hasil dari harapan akan adanya perubahan sosial dan ekonomi[9]. Sztompka (2005) menjelaskan revolusi sosial kedalam lima hal yaitu; (1) menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat, (2) dalam semua bidang tersebut perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial, (3) perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, (4) membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegirangan, kegembiraan, optimisme, dan harapan[10].

Robert dan Kloss (1974) menjelaskan revolusi sebagai bentuk dari gerakan sosial. Dalam revolusi sosial terdapat kolektivitas, ideologi dan ide konstitutif, dan tindakan untuk mengubah relasi kepemilikan. Robert dan Kloss (1974) juga menjelaskan revolusi sebagai gerkan sosial yang menekankan pada mobilisasi massa dan mengusulkan insitusi alternatif[11].



[1] Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada. Hal. 325

[2] Ibid

[3] Ibid

[4] Ibid

[5] Ibid

[6] Ibid. Hal 332

[7] Roberts, Ron E & Kloss, Robert Marsh. 1974. Social Movement. Mosby Company. Hal 41

[8] Ibid

[9] Ibid. Hal 42

[10] Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada. Hal. 357

[11] Roberts, Ron E & Kloss, Robert Marsh. 1974. Social Movement. Mosby Company. Hal 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar